UJIAN AKHIR SEMESTER
Draft Proposal Penelitian
PENGARUH
AKTIVITAS AKUATIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI
Disusun
Oleh:
Citra
Najwa Fadila 20060484021
Dosen
Pengampu:
Dr.
Purbodjati, M.S.
Dr.
Achmad Widodo, M.Kes.
Yetty Septiani Mustar S.KM M.P.H
Fakultas
Ilmu Olahraga
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2022
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan dan
perkembangan anak di fase usia dini merupakan salah satu hal yang berpengaruh
besar bagi tumbuh kembang anak kedepannya. Istilah Golden Age atau masa
emas dimana anak mudah menerima stimulus dari lingkungan sekitarnya tidak
datang dua kali. Masa Golden Age terjadi pada rentang usia 0-5 tahun. Di
tahun-tahun awal kehidupan ini, semua bagian dari kemampuan dan struktur tubuh
anak mengalami perkembangan secara menyeluruh. Ketika usia itu
biasanya anak usia
dini sudah bisa
mengerti dan memahami apa
saja yang ada
dilingkungan sekitarnya. Masa
usia dini merupakan masa yang
paling tepat dalam mengembangkan aspek fisik, motorik kasar, motorik halus
serta sosial emosional,
bahasa, moral dan
agama.
Untuk mengembangkan
kemampuan motorik anak bisa distimulasi dengan kegiatan dasar dan olahraga. Melalui
kegiatan dasar dan olahraga anak usia dini dikenalkan dengan berbagai gerakan
dasar seperti berdiri, berjalan, berputar, jongkok, melompat, dan sebagainya.
Salah satu alternatif cara untuk menstimulasi anak usia 0-5 tahun adalah dengan
bermain, karena sejatinya dunia anak merupakan dunia bermain. Rentang usia
dimana stimulasi, perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak mencapai tahap
optimal harus benar-benar dikembangkan dengan baik melalui metode-metode yang
menyenangkan.
Ada banyak cara dalam
pengembangan aspek motorik anak. Salah satunya dengan melakukan aktivitas
akkuatik, dimana anak bisa melakukan berbagai permainan air serta
gerakan-gerakan di air dan tentunya harus dalam pengawasan orangtua. Salah satu
aktivitas akuatik yang lazim diterapakan pada anak adalah berenang. Berenang
merupakan aktivitas yang menyenangkan, bukan hanya untuk anak usia dini bahkan
untuk semua kalangan usia.
1.2 Rumusan
Masalah
· Apakah
aktivitas akuatik berpengaruh terhadap perkembangan anak?
· Seberapa
besar pengaruh aktivitas akuatik terhadap perkembangan anak?
1.3 Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui/memperoleh informasi yang empiris apakah penerapan aktivitas akuatik
berpengaruh terhadap perkembangan anak serta mengetahui seberapa besar pengaruh
tersebut.
1.4 Manfaat
Penelitian
· Dapat
digunakan untuk memverifikasi/mengevaluasi mengenai pengaruh aktivitas fisik
terhadap perkembangan anak.
· Dapat
digunakan untuk mempertimbangkan pengembangan kemampuan anak
1.5 Asumsi
· Pada
penelitian ini subjek melakukan tes kemampuan motorik dasar
· Subjek
mengisi kuesioner
· Subjek
melakukan kegiatan sesuai arahan
1.6 Batasan
Batasan masalah
dirumuskan untuk meminimalkan masalah yang muncul dalam analisis. Pada
penelitian ini batasan yang diterapkan adalah sebagai berikut
· Lokasi
penelitian adalah Deltasari Sport Center dengan subjek penelitiana adalah
anggota dari Star Swimming Academy
· Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner (angket)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas
Akuatik
Aktivitas akuatik
merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dengan media air. Umumnya media yang
dimaksud berupa kolam renang atau tempat lain sejenisnya dengan karakteristik
yang hampir sama, yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas fisik.
2.2 Perkembangan
motorik
Dalam
bukunya Richard Decaprio kata motorik berhubungan dengan kata motor, sensory
motor atau perceptual motor”. Arti “motor” tersebut adalah gerak, stimulus dan
respons. Dapat dikatakan bahwa motorik adalah segala sesuatu berupa gerakan.
Menurut Gallahue dalam buku Samsudin juga berpendapat, motorik adalah
terjemahan dari kata “motor” yang berarti suatu dasar biologi atau mekanika
yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Maka menurut Gallahue motorik yaitu
dasar-dasar dari pembentukan gerakan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa motorik
berasal dari kata motor yang berarti suatu proses yang menyabakan terjadinya
gerak.
Perkembangan motorik berarti perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan
otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan
refleks dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Dapat diartikan bahwa
perkembangan motorik merupakan proses pengendalian gerakan tubuh melalui
aktivitas syaraf pusat, urat dan otot yang saling berhubungan. Pengendalian itu
terjadi karena terjadinya perkembangan refleks dan aktivitas berat pada waktu
lahir.
Pada umumnya perkembangan motorik
dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus:
a. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas
motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak,
tengkurap, mengangkat leher dan duduk.
b.
Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak
otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk,
menggambar dan menulis
Kemampuan motorik kasar adalah kemapuan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Mengembangkan
kemampuan motorik kasar sangat diperlukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal. Seefel (dalam Moelichatoen,1999), menggolongkan tiga
ketrampilan motorik anak, yaitu:
a. Ketrampilan
loko motorik : berjalan, berlari, meloncat, meluncur.
b. Ketrampilan
non lokomotor (menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam di tempat):
mengangkat. Mendorong, melengkung, berayun, menarik.
c. Ketrampilan
manipulatif (memproyeksi) dan menerima atau menangkap benda : menangkap,
melempar.
2.3 Hasil
Penelitian Terdahulu
Menurut
Jovita Maria Ferliana, Psikolog dari RS Royal Taruma, ditinjau dari sisi
neurofisiologis, otak anak berusia di bawah 5 tahun masih dalam taraf
perkembangan. Perkembangan otak anak akan lebih optimal jika anak diberi rangsangan
sensorik secara langsung. Misalnya, meraba benda, mendengar suara, berinteraksi
dengan orang, dan sebagainya. Jika anak usia di bawah 5 tahun menggunakan
gadget secara berkelanjutan, apalagi tidak didampingi orang tua, akibatnya anak
hanya fokus ke gadget dan kurang berinteraksi dengan dunia sekitar.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis sebagai
berikut.
· H0
: Tidak ada pengaruh anatara penerapan aktivitas akuatik terhadap perkembangan
anak
· H1
: terdapat pengaruh anatara penerapan aktivitas akuatik terhadap perkembangan
anak
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Penelitian
ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional yaitu
rancangan penelitian yang digunakaan untuk menelaah hubungan antara dua
variabel pada situasi atau kelompok subjek.
3.2 Lokasi
Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Deltasari Sport Center, Waru, Sidoarjo.
3.3 Populasi
dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota star swimming academy yang berlatih di deltasari sport center,
Waru, Sidoarjo.
b. Sampel
Untuk menentukan sampel penelitian,
peneliti menggunakan teknik purposiv sampling. Dengan kriteria sebagai
berikut,
·
Merupakan anggota Star Swimming Academy
yang berlatih di deltasari sport center
·
Berusia 3 – 7 tahun
·
Bersedia menjadi sampel penelitian
3.4 Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel
adalah dengan teknik purposiv sampling yakni teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Alasan penggunaan teknik tersebut karena sesuai
untuk digunakan dalam penelitian kuantitatif.
3.5 Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas akuatik,
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik.
Komentar
Posting Komentar